A. FILSAFAT ILMU
Filsafat ilmu menurut Waryani Fajar Riyanto (2011 :141) merupakan telaah
kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang
ditinjau dari segi ontologis, epistimologis maupun aksiologisnya. Dengan kata
lain filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan)
yang secara spesifik mengakaji hakikat ilmu, seperti :
· Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana wujud yang
hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya
tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan ? (Landasan ontologis)
·
Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya
pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus
diperhatikan agar mendakan pengetahuan yang benar? Apakah kriterianya? Apa yang
disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu
kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? (Landasan epistemologis)
·
Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu
dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan
kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan
pilihan-pilihan moral ? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang
merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional ?
(Landasan aksiologis).
Senada dengan pendapat di atas, Jujun S. Suriasumantri (2009 : 33)
mengemukakan bahwa filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemology (filsafat
pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah).
Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu.
Menurut Surajiyo (2007:66), filsafat ilmu dimulai dengan aliran
rasionalisme, emprisme kemudian kritisisme. Rasionalisme adalah paham yang
menyatakan kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian, logika, analisis
yang berdasarkan fakta. Filsafat Rasionalisme sangat menjunjung tinggi akal
sebagai sumber dari segala pembenaran.
Sedangkan menurut The Liang Gie (2012 : 61) filsafat ilmu adalah segenap
pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang
menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dari segala segi dari kehidupan
manusia. Landasan dari ilmu mencakup :
o konsep-konsep pangkal
o anggapan-anggapan dasar
o asas-asas permulaan
o struktur-struktur teoritis
o ukuran-ukuran kebenaran ilmiah
Filsafat ilmu
merupakan suatu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi pemekarannya
bergantung pada hubungan timbal balik dan saling pengaruh antara filsafat dan
ilmu. Filsafat ilmu dimulai dengan aliran rasionalisme, emprisme kemudian
kritisisme. Rasionalisme adalah paham yang menyatakan kebenaran haruslah
ditentukan melalui pembuktian, logika, dan dan analisis yang berdasarkan fakta.
Kritisisme merupakan filsafat yang terlebih dahulu menyelidiki kemampuan dan
batas-batas rasio sebelum melakukan pencarian kebenaran.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan filsafat ilmu adalah
segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal
yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari
kehidupan manusia. Filsafat Ilmu merupakan suatu bidang studi filsafat yang obyek
materinya berupa ilmu pengetahuan dalam berbagai jenis dan perwujudannya. Jadi
meliputi semua lingkup ilmu pengetahuan.
Secara spesifik substansi filsafat ilmu menurut Waryani Fajar Riyanto (2011
:147-151) terdiri dari empat bagian, yaitu
1.
fakta atau kenyataan
2.
kebenaran
3.
konfirmasi
4.
logika inferensi
Pendapat tersebut juga didukung oleh pernyataan dari Noeng Muhadjir (2011:
9-20) bahwa telaah substansi dari filsafat ilmu terdiri dari empat hal
diantaranya :
1.
Fakta
2.
Kebenaran
3.
konfirmasi
4.
Logika inferensi yaitu alat berpikir untuk membuat
prediksi ilmiah atau ramalan ilmiah kejadian yang akan dating dengan
menggunakan system rasional tertentu.
Sedangkan fungsi filsafat ilmu menurut Waryani Fajar
Riyanto (2011 : 146) antara lain :
1.
Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena
yang ada
2.
Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri
netral terhadap pandangan filsafat yang lain.
3.
Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan
hidup dan pandangan dunia
4.
Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna
dalam kehidupan
5.
Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan
dalam berbagai aspek kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum,
dan sebagainya.
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan, makna
adanya filsafat ilmu adalah sebagai alat untuk menemukan kebenaran, memberikan
pandangan hidup, dan mengembangkan ilmu yang dapat dipertanggungjawabkan
sehingga berdaya guna dalam kehidupan manusia
B. OBJEK KAJIAN FILSAFAT ILMU
Setiap ilmu pengetahuan memiliki objek tertentu yang menjadi lapangana
penyelidikan atau lapangan studinya. Objek ini diperoleh melalui pendekatan
atau cara pandang, metode, dan sistem tertentu. Adanya objek menjadikan setiap
ilmu pengetahuan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Objek filsafat ilmu
menurut Surajiyo (2007: 5), objek adalah sesuatu yang merupakan bahan dari
suatu penelitian atau pembentukan pengetahuan. Menurut Noeng Muhadjir (2011: 9)
objek studi filsafat ilmu dibagi menjadi dua :
1.
Objek material
Objek material filsafat ilmu overlap dengan semua ilmu, yaitu membahas
fakta dan kebenaran semua disiplin ilmu, serta konfirmasi dan logika yang
digunakan semua disiplin ilmu. Sedangkan menurut Arif Rohman, Rukiyati dan L.
Andriani (2011 : 22) objek material suatu bahan yang berupa benda, barang,
keadaan atau hal yang dikaji. Menurut Surajiyo (2007: 5), objek material adalah
suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu.
Objek material juga adalah hal yang diselidiki, dipandang, atau disorot oleh
suatu disiplin ilmu. Objek material mencakup apa saja, baik hal-hal kongkret
ataupun hal yang abstrak. Menurut Waryani Fajar Riyanto (2011 :20), objek
materi adalah sasaran material suatu penyelidikan, pemikiran, atau penelitian
keilmuan. Ia bisa berupa apa saja baik apakah benda-benda material atau
benda-benda non material. Ia tidak terbatas pada apakah hanya di dalam
kenyataan kongret seperti manusia ataupun alam semetesta ataukah hanya di
dalam realitas abstrak seperti Tuhan atau sesuatu yang bersifat ilahiah
lainnya.
2.
Objek formal
Objek formal filsafat ilmu adalah telaah filsafat tentang fakta dan
kebenaran, serta telaah filsafati tentang konfirmasi dan logika. Fakta dan
kebenaran menjadi objek formil substantif, sedangkan konfirmasi dan logika
menjadi objek formil instrumentatif dalam studi filsafat ilmu. Sedangkan
menurut Arif Rohman, Rukiyati dan L. Andriani (2011 : 22) objek formal adalah
sosok objek material yang dilihat dan didekati dengan sudut pandang dan
perspektif tertentu atau dalam istilah lain kemampuan berpikir manusia dalam
memperoleh pengetahuan yang benar. Sementara objek formal menurut Waryani Fajar
Riyanto (2011 :20) adalah cara pandang tertentu, atau sudut pandang tertentu
yang dimiliki serta yang menentukan satu macam ilmu. Menurut Surajiyo (2007: 7), objek
formal filsafat ilmu adalah sudut pandang yang ditujukan pada bahan dari
penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau sudut dari mana objek
material itu disorot. Dalam pandangan The Liang Gie (2010: 139), obyek
formal adalah pusat perhatian dalam penelaah ilmuwan terhadap fenomena itu.
Penggabungan antara obyek material dan obyek formal sehingga merupakan pokok
soal tertentu yang dibahas dalam pengetahuan ilmiah merupakan objek yang
sebenarnya dari cabang ilmu yang bersangkutan.
C. PERBEDAAN OBJEK MATERIAL DAN OBJEK FORMAL FILSAFAT ILMU
Dari penjelasan di atas, dapat dijelaskan bahwa
ada perbedaan antara objek material dan objek formal filsafat ilmu, antara
lain:
·
Objek
material filsafat merupakan suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau
pembentukan pengetahuan itu atau hal yang di selidiki, di pandang atau di sorot
oleh suatu disiplin ilmu yang mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit
ataupun yang abstrak. Sedangkan Objek formal filsafat ilmu tidak terbatas
pada apa yang mampu diindrawi saja, melainkan seluruh hakikat sesuatu baik yang
nyata maupun yang abstrak.
·
Obyek
material filsafat ilmu itu bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu yang
ada (realita) sedangkan objek formal filsafat ilmu (pengetahuan ilmiah) itu
bersifat khusus dan empiris. Objek material mempelajari secara langsung
pekerjaan akal dan mengevaluasi hasil-hasil dari objek formal ilmu itu dan
mengujinya dengan realisasi praktis yang sebenarnya. Sedangkan Obyek
formal filsafat ilmu menyelidiki segala sesuatu itu guna mengerti sedalam
dalamnya, atau mengerti obyek material itu secara hakiki, mengerti kodrat
segala sesuatu itu secara mendalam (to know the nature of everything). Obyek
formal inilah sudut pandangan yang membedakan watak filsafat dengan
pengetahuan, karena filsafat berusaha mengerti sesuatu sedalam dalamnya.
D.
KESIMPULAN
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap
persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun
hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat ilmu dimulai
dengan aliran rasionalisme, emprisme kemudian kritisisme. Rasionalisme adalah
paham yang menyatakan kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian, logika,
dan dan analisis yang berdasarkan fakta. Kritisisme merupakan filsafat yang
terlebih dahulu menyelidiki kemampuan dan batas-batas rasio sebelum melakukan
pencarian kebenaran.
Objek adalah sesuatu yang merupakan bahan dari suatu penelitian atau
pembentukan pengetahuan. Objek filsafat ilmu dibagi menjadi dua, yaitu: objek
material dan objek formal. objek material filsafat ilmu adalah pengetahuan itu sendiri, yaitu
pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu,
sehingga dapat dipertanggung-jawabkan kebenarannya secara umum. Dalam gejala
ini jelas ada tiga hal menonjol, yaitu manusia, dunia, dan akhirat. Sedangkan,
objek formal filsafat ilmu adalah hakikat ilmu pengetahuan yang mencakup
tentang apakah yang ingin manusia ketahui, bagaimanakah cara manusia memperoleh
pengetahuan, dan apakah nilai pengetahuan tersebut bagi manusia itu sendiri.
Berdasar pada uraian-uraian tersebut di atas dapat dipahami bahwa Filsafat
Ilmu hadir dengan memikul tanggung jawab yang berat, karena di samping
menetralisir temuan-temuan ilmu pengetahuan, juga memikirkan bagaimana ilmu
pengetahuan berdaya guna dalam kehidupan manusia.
Daftar Pustaka
Arif Rohman,
Rukiyati, dan L. Andriani. 2011. Mengenal Epistimologi dan Logika Pendidikan.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Jujun S.
Suriasumantri. 2010. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan
Noeng Muhadjir.
2011. Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Rake Sarasin
The Liang Gie.
2012. Pengantar Ilmu Filsafat. Yogyakarta : Libert
Surajiyo. 2007.
Ilmu Filsafat: Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi Aksara.
Waryani Fajar
Riyanto. 2011. Filsafat Ilmu Topik-topik Estimologi. Yogyakarta:
Integrasi Interrkoneksi Press
Ensiklopedia Filsuf
BalasHapusFeelsafat
Feelsafat.com
Ebooks Filsafat