A. Pengertian anak cerdas istimewa
dan bakat istimewa
Anak yang memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa (gifted) adalah anak yang
secara significant mempunyai IQ 140 atau
lebih, potensi diatas rata-rata dalam bidang kemampuan umum, akademik khusus,
kreativitas, kepemimpinan, seni dan olahraga. Anak berkebutuhan khusus atau gifted adalah anak dengan
karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu
menunjukan pada ketidak mampuan
mental, emosi atau fisik.
Anak Cerdas Istimewa Bakat istimewa adalah anak yang
memiliki kemampuan intelektual tinggi (gifted) serta
menunjukan penonjolan kecakapan khusus yang bidangnya berbeda-beda antara anak
satu dengan anak yang lain (talented)
“Anak berbakat merupakan satu interaksi di antara tiga sifat dasar
manusia yang menyatu ikatan terdiri dari kemampuan umum dengan tingkatnya di
atas kemampuan rata-rata, komitmen yang tinggi terhadap tugas-tugas dan
kreativitas yang tinggi. Anak berbakat ialah anak yang memiliki kecakapan dalam
mengembangkan gabungan ketiga sifat ini dan mengaplikasikan dalam setiap
tindakan yang bernilai”
B.
Ciri-ciri
anak cerdas istimewa dan bakat istimewa
seorang anak cerdas istimewa dapat mempunyai beberapa dari
ciri-ciri berikut ini:
1.
Sangat peka
dan waspada
2.
Belajar
dengan mudah dan cepat
3.
Mampu
berkonsentrasi
4.
Sangat logis
5.
Cepat
berespon secara verbal dengan tepat
6.
Lancar
berbahasa
7.
Mempunyai
daya ingat yang baik
8.
Mempunyai
pengetahuan umum yang luas
9.
Mempunyai
minat yang luas dan mendalam
10. Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap ilmu pengetahuan
11. Cermat atau teliti dalam mengamati
12. Kemampuan membaca yang baik
13. Lebih menyukai kegiatan verbal daripada kegiatan tertulis
14. Mempunyai kemampuan untuk mengatasi masalah dengan sangat cepat
15. Memiliki kemampuan memikirkan beberapa macam pemecahan masalah
16. Menunjukkan cara pemecahan masalah yang tidak lazim
17. Mempunyai pendapat dan pandangan yang sangat kuat terhadap suatu hal
18. Mempunyai rasa humor
19. Mempunyai daya imajinasi yang hidup dan orisinil
20. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)
21. Mempunyai tujuan yang jelas dalam tiap kegiatan atau perbuatannya
22. Tidak memerlukan dorongan (motivasi) dari luar
23. Tertarik pada topik-topik yang berkaitan dengan anak-anak yang berusia
lebih tua darinya
24. Dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang dewasa, bahkan lebih baik daripada jika berkomunikasi dengan anak sebayanya
25. Bisa belajar sendiri dalam bidang-bidang yang diminati
26. Berfokus pada minatnya sendiri, bukan pada apa yang diajarkan\
27. Mempunyai keterampilan social
28. Mudah bosan pada hal-hal yang dianggapnya rutin
29. Menunjukkan kepemimpinan yang tinggi
30. Kadang-kadang tingkah lakunya tidak disukai orang lain.
C.
Penyebab
anak memiliki cerdas istimewa dan bakat istimewa
1.
Hereditas
Hereditas
adalah faktor yang diwariskan dari orang tua atau keturunan meliputi kecerdasan, kreatif produktif, kemampuan
memimpin, kemampuan seni dan psikomotor. Dalam diri seseorang telah ditentukan
adanya faktor bawaan yang ada setiap orang, dan bakat bawaan tersebut juga
berbeda setiap orangnya. Namun U. Branfenbrenner dan Scarr Salaptek menyatakan
secara tegas bahwa sekarang tidak ada kesangsian mengenai faktor genetika
mempunyai andil yang besar terhadap kemampuan mental seseorang.
2. Lingkungan
Lingkungan mempunyai peran yang sangat besar dalam
mempengaruhi keberbakatan seorang anak. Walaupun seorang anak mempunyai bakat
yang tinggi terhadap suatu bidang, tanpa adanya dukungan dan perhatian dari
lingkungannya seperti, masyarakat tempat dia bersosialisasi, keluarga tempat ia
menjalani kehidupan berkeluarga, tempat dia menjalani kehidupan dan
mengembangkan keberbakatan itu dapat membantunya dalam mencapai ataupun
memaksimalkan bakatnya tersebut.
D. Cara mengajar anak yang memiliki
cerdas istimewa dan berbakat istimewa.
1. Program Pengayaan (enrichment),
pemberian pelayanan pendidikan
kepada anak cerdas istimewadan bakat
istimewa yang dimiliki,
dengan penyediaan kesempatan dan fasilitas tambahan yang bersifat
perluasan/pendalaman setelah yang bersangkutan menyelesaiakan tugas-tugas yang
diprogramkan untuk peserta didik lainnya. Praktiknya nanti, anak genius yang
menjadi siswa SD dapat diberi tugas perpustakaan, belajar bebas, mempelajari
kasus tertentu, dan sebagainya. Program ini cocok untuk peserta didik yang
bertipe “enriched leaner” .
Bentuk layanan ini antara lain
dilakukan dengan memperkaya materi melalui kegiatan-kegiatan penelitian dsb,
dan atau mendapat pengayaan dengan pendalaman terutama bila ia akan mengikuti
lomba kejuaraan mata pelajaran tertentu ( contoh:
mengikuti olimpiade matematika, biologi, fisika, astronomi dst ). Fokus
layanan untuk kelompok ini adalah pada perluasan atau pendalaman materi yang dipelajari dan bukan pada kecepatan waktu belajar di
kelas. Artinya, kelompok ini tetap menyelesaikan pendidikan di SD/MI dalam
jangka waktu 6 tahun atau di SMP/MTs dan SMA/MA dalam waktu 3 tahun.
2. Gabungan program percepatan dan
pengayaan (acceleration-enrichment)
pemberian layanan pendidikan pada anak cerdas istimewa dan bakat istimewa untuk dapat
menyelesaikan program regular dalam jangka waktu yang lebih singkat dibanding
temen-temannya yang tidak mengambil program tersebut. Artinya waktu yang
digunakan untuk menyelesaikan program belajar bagi siswa yang memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa lebih
cepat dibandingkan dengan siswa reguler. Pada satuan pendidikan
Sekolah Dasar (SD), dari 6 (enam) tahun dapat dipercepat menjadi 5 (lima)
tahun. Sedangkan pada satuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Sekolah Menengah Atas (SMA) masing-masing dari 3 (tiga) tahun dapat dipercepat
menjadi 2 (dua) tahun.
Dalam program ini peserta didik
tidak semata-mata memperoleh percepatan waktu penyelesaian studi di sekolah,
tetapi sekaligus memperoleh eskalasi atau pengayaan materi dengan penyediaan
kesempatan dan fasilitas belajar tambahan yang bersifat perluasan atau pendalaman. Pengayaan dapat dilakukan secara horizontal (menunjuk pada
pengalaman belajar di tingkat pendidikan yang sama, tetapi lebih luas) maupun
vertikal (meningkatkan kompleksitasnya). Bentuk layanan ini antara lain melalui
kegiatan-kegiatan penelitian ketika peserta didik mengikuti lomba kejuaraan
untuk mata pelajaran tertentu (contoh: mengikuti olimpiade matematika, biologi,
fisika, astronomi dst).
3. Pendekatan pengelompokan dapat
ditempuh dengan mengelompokkan anak-anak genius jadi satu dan menerima
pembelajaran khusus. Praktiknya nanti, anak-anak genius bisa dikelompokkan ke
dalam sekolah atau SD khusus, atau ke dalam kelas khusus di suatu SD, atau
tetap saja berbaur dengan siswa lain tetapi terjadwal pertemuan khusus.
E.
Karakteristik anak cerdas istimewa dan bakat istimewa
1. Karakteristik
Intelektual-Kognitif
a. Menunjukkan
atau memiliki ide-ide yang orisinal,gagasan-gagasan yang tidak
lazim, pikiran-pikiran kreatif.
b. Mampu
menghubungkan ide-ide yang nampak tidak berkaitan menjadi suatu konsep yang
utuh.
c. Menunjukkan
kemampuan bernalar yang sangat tinggi.
d. Mampu
menggeneralisir suatu masalah yang rumit menjadi suatu hal yang sederhana dan
mudah dipahami.
e. Memiliki kecepatan yang sangat tinggi dalam
memecahkan masalah.
f. Menunjukkan
daya imajinasi yang luar biasa.
g. Memiliki
perbendaharaan kosakata yang sangat kaya dan mampu mengartikulasikannya dengan
baik.
h. Biasanya
fasih dalam berkomunikasi lisan, senang bermain atau merangkai kata-kata.
i.
Sangat cepat dalam memahami pembicaraan atau pelajaran
yang diberikan.
j.
Memiliki daya ingat jangka panjang
(long term memory) yang kuat.
k. Mampu
menangkap ide-ide abstrak dalam konsep matematika dan/atau sains.
l.
Memiliki kemampuan membaca yang sangat cepat.
m. Banyak
gagasan dan mampu menginspirasi orang lain.
n. Memikirkan
sesuatu secara kompleks, abstrak, dan dalam.
o. Mampu
memikirkan tentang beragam gagasan atau persoalan dalam waktu yang bersamaan
dan cepat mengaitkan satu dengan yang lainnya.
2. Karakteristik
Persepsi/Emosi
a. Sangat peka
perasaannya.
b. Menunjukkan
gaya bercanda atau humor yang tidak lazim (sinis, tepat sasaran dalam
menertawakan sesuatu hal tapi tanpa terasa dapat menyakiti perasaan orang
lain).
c. Sangat
perseptif dengan beragam bentuk emosi orang lain (peka dengan sesuatu yang
tidak dirasakan oleh orang-orang lain).
d. Memiliki
perasaan yang dalam atas sesuatu.
e. Peka dengan adanya perubahan kecil dalam lingkungan sekitar (suara, aroma,
cahaya).
f. Pada umumnya
introvert.
g. Memandang
suatu persoalan dari berbagai macam sudut pandang.
h. Sangat
terbuka dengan pengalaman atau hal-hal baru.
i.
Alaminya memiliki ketulusan hati yang lebih dalam
dibanding anak lain.
3.
Karakteristik Motivasi dan Nilai-Nilai Hidup.
a.
Menuntut kesempurnaan dalam melakukan sesuatu
(perfectionistic).
b.
Memiliki dan menetapkan standar yang sangat tinggi
bagi diri sendiri dan orang lain.
c.
Memiliki rasa ingin tahu dan kepenasaran yang sangat
tinggi.
d.
Sangat mandiri, sering merasa tidak perlu bantuan
orang lain, tidak terpengaruh oleh hadiah atau pujian dari luar untuk melakukan
sesuatu (self driven).
e.
Selalu berusaha mencari kebenaran, mempertanyakan
dogma, mencari makna hidup.
f.
Melakukan sesuatu atas dasar nilai-nilai filsafat yang
seringkali sulit dipahami orang lain.
g.
Senang menghadapi tantangan, pengambil risiko,
menunjukkan perilaku yang dianggap “nyerempet-nyerempet bahaya”.
h.
Sangat peduli dengan moralitas dan nilai-nilai
keadilan, kejujuran, integritas.
i.
Memiliki minat yang beragam dan terentang luas.
4.
Karakteristik Aktifitas
a.
Punya energi yang seolah tak pernah habis, selalu
aktif beraktifitas dari satu hal ke hal lain tanpa terlihat lelah.
b.
Sulit memulai tidur tapi cepat terbangun, waktu tidur
yang lebih sedikit dibanding anak normal.
c.
Sangat waspada.
d.
Rentang perhatian yang panjang, mampu berkonsentrasi
pada satu persoalan dalam waktu yang sangat lama.
e.
Tekun, gigih, pantang menyerah.
f.
Cepat bosan dengan situasi rutin, pikiran yang tidak
pernah diam, selalu memunculkan hal-hal baru untuk dilakukan.
g.
Spontanitas yang tinggi.
F.
Bimbingan kepada orang tua yang
memiliki anak cerdas istimewa dan berbakat
istimewa
untuk
mendampingi anak mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua :
1. Persiapkan diri. Ada beberapa fase
yang akan dilakukan orang tua, seperti
menyangkal, menyalahkan, hingga menerima keadaan anak. Menurut Prof. Frieda, “Akan lebih mudah jika orang tua mempunyai komunikasi dengan berbagai
pihak, seperti support group (misalnya, Parent
Support Group), dokter yang sangat informatif, dll. Dengan begitu, Anda bisa mendapat dukungan dan informasi yang
akurat tentang masalah
yang dihadapi anak.
2. Membuka diri. Secara bertahap,
menerima keadaan anak dan tidak menyerah
begitu saja. Setiap anak pasti mempunyai kemampuan atau bakat, sehingga orang tua perlu membantu anak untuk
melalui masa- masa ini.
3. Selalu pantaulah. Ketika anak tidak berkembang
sesuai usianya, coba amati
apa yang terjadi dengannya. Bila mencurigai sesuatu, segera ke dokter anak. Dari ini, Mama
bisa mendapat solusi apakah anak cukup ditangani
dokter anak, atau haruskah ke psikolog, terapis, dll.
4. Dampingi anak. Anak perlu mendapat
bantuan. Nah, orang tua harus
selalu mendampinginya. Secara bertahap, kurangi ketergantungan anak pada Anda. Dari pendampingan
sepenuhnya, sedikit demikian sedikit
dikurangi, hingga akhirnya anak mandiri.” Anak memang harus dilatih keterampilan
helf help, terutama sebelum anak mulai sekolah. Misalnya, toiletering, makan/minum sendiri,
atau bisa mengatur dirinya sendiri
(yakni mengetahui barang miliknya),” ujar Prof. Frieda.
5. Banyak-banyaklah menstimulasi. Dari
lahir sampai 5 tahun adalah masanya
untuk menstimulasi anak dengan cara mengajak bermain, bernyanyi, mengobrol, bercerita, dll.
“Sayangnya, begitu melihat ada yang
tidak beres, anak langsung diterapi atau dimasukkan ke sekolah oleh orang tuanya. Orang
tua tidak melihat bagaimana pola pengasuhannya
di rumah, yakni ia lebih asyik dengan dirinya sendiri, anak lebih banyak ditangani babysitter,” kata dr. Handryastuti.
Jadi, luangkan waktu
untuk menstimulasi anak.
6. Bekerja sama dengan sekolah. Kerja
sama antara orang tua dan sekolah
harus intens dan bersinergi. Komunikasi yang baik antara keduanya akan membuat
anak lebih mudah beradaptasi di sekolah. Selain
itu, pada saat ini, pemerintah telah menyediakan sekolah inklusi, yakni sekolah regular
(biasa) yang menerima anak berkebutuhan khusus ini
dan menyediakan sistem layanan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan anak
tanpa kebutuhan khusus dan anak berkebutuhan khusus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar