Konsep Teman Sebaya dalam
Pendidikan
Ø Pengertian Teman Sebaya
Dalam Kamus
Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Jakarta (Tim
Perumus, 2008:150) dijelaskan bahwa sebaya adalah sama umurnya (tuanya) atau
seimbang atau sejajar
Pengertian
lain sebaya menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah hampir sama;(Trisno
Yuwono dan Pius Abdullah, 1994:367)
Dalam kamus
konseling (Sudarsono,1997:31), teman sebaya berarti teman - teman yang sesuai
dan sejenis, perkumpulan atau kelompok prapuberteit yang mempunyai sifat- sifat
tertentu dan terdiri dari satu jenis.
Menurut Ali
(2004:99) Kelompok teman sebaya memegang peranan penting dalam kehidupan
remaja. Remaja sangat ingin diterima dan dipandang sebagai anggota kelompok
teman sebaya, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Oleh karenanya, mereka
cenderung bertingkah laku seperti tingkah laku kelompok sebayanya.
Interaksi
antara kawan membuka mata anak terhadap pola tingkah laku yang berlaku dalam
kebudayaan tertentu, yang sering dilakukan. Dengan demikian, interaksi ini
cenderung untuk mempelajari bentuk-bentuk tingkah laku yang dipakai untuk
pergaulan yang berlaku. Interaksi antara kawan itu menyebakan tersedianya
contoh yang lebih representatif tentang apa yang boleh dilakukan dalam
kebudayaan itu dibanding dengan yang tersedia di rumah. (Muntasir: 1985:83
dalam Sarmawati 2002) (WWW.Wahana Pendidikan Indonesia.Blogspot.com, Selasa, 30 Maret 2010).
Menurut
Suryo dan Amin (1984:51), bantuan yang diberikan teman-teman sebaya pada
umumnya dapat memberikan hasil yang cukup baik. Peran teman sebaya dapat
menumbuhkan dan membangkitkan persaingan hasil belajar secara sehat, karena
siswa yang dijadikan tutor, eksistensinya diakui oleh teman sebaya.
Dalam satu
kelas selisih usia antara siswa satu dengan siswa yang lain tentu relative
kecil atau hampir sama, sehingga dalam satu kelas terdapat kelompok teman
sebaya yang saling berinteraksi antara siswa satu dengan yang lain sehingga
akan terbentuk pola tingkah laku yang dipakai dalam pergaulan mereka. Dalam
interaksi tersebut tidak menutup kemungkinan antar siswa satu dengan siswa yang
lain saling membantu dan membutuhkan dalam pembelajaran untuk memperoleh hasil
belajar yang lebih baik.
Ø Fungsi
Kelompok Teman Sebaya
Remaja
memiliki kebutuhan yang kuat untuk disukai dan diterima kawan sebaya atau
kelompok . sebagai akibatnya, mereka akan merasa senang apabila diterima dan
sebaliknya akan merasa sangat tertekan dan cemas apabila dikeluarkan dan
diremehkan oleh-kawan-kawan sebayanya. Bagi remaja , pandangan kawan-kawan
terhadap dirinya merupakan hal yang paling penting. Santrock (2007:55) mengemukakan bahwa salah
satu fungsi terpenting dari kelompok teman sebaya adalah sebagai berikut :
a) Sebagai sumber informasi mengenai dunia di luar keluarga
b) Memperoleh umpan balik mengenai kemampuannya dari kelompok teman sebaya
c) Mempelajari bahwa apa yang mereka lakukan itu lebih baik, sama baik, atau kurang baik, dibandingkan remaja-remaja lainnya.
a) Sebagai sumber informasi mengenai dunia di luar keluarga
b) Memperoleh umpan balik mengenai kemampuannya dari kelompok teman sebaya
c) Mempelajari bahwa apa yang mereka lakukan itu lebih baik, sama baik, atau kurang baik, dibandingkan remaja-remaja lainnya.
Mempelajari hal-hal tersebut di
rumah tidaklah mudah dilakukan karena saudara kandung biasanya lebih tua atau
lebih muda. Maka dari itu, sebagian besar interaksi dengan teman-teman sebaya
berlangsung di luar rumah (meskipun dekat rumah), lebih banyak berlangsung di
tempat-tempat yang memiliki privasi dibandingkan di tempat umum, dan lebih
banyak berlangsung di antara anak-anak dengan jenis kelamin sama dibandingkan
dengan jenis kelamin berbeda. Santrock (2007:57) mengemukakan bahwa,
“relasi yang baik diantara teman-teman sebaya dibutuhkan bagi perkembangan sosial yang normal di masa remaja. Isolasi sosial, atau ketidakmampuan untuk “terjun” dalam sebuah jaringan sosial, berkaitan dengan berbagai bentuk masalah dan gangguan.”
“relasi yang baik diantara teman-teman sebaya dibutuhkan bagi perkembangan sosial yang normal di masa remaja. Isolasi sosial, atau ketidakmampuan untuk “terjun” dalam sebuah jaringan sosial, berkaitan dengan berbagai bentuk masalah dan gangguan.”
Piaget
dan Sullivan (dalam Santrock 2007:57) menekankan bahwa melalui interaksi dengan
teman-teman sebaya, anak-anak dan remaja mempelajari modus relasi yang timbal
balik secara simetris. Anak-anak mengeksplorasi prinsip-prinsip kesetaraan dan
keadilan melalui pengalaman mereka ketika menghadapi perbedaan pendapat dengan
teman-teman sebaya. Sebaliknya, terdapat sejumlah ahli teori yang menekankan
pengaruh negatif dari teman-teman sebaya bagi perkembangan anak dan remaja.
Bagi beberapa remaja, pengalaman ditolak atau diabaikan dapat membuat mereka
merasa kesepian dan bersikap bermusuhan. Dari uraian tersebut maka dapat
diketahui bahwa teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja mempunyai
peranan yang cukup penting bagi perkembangan kepribadiannya. Teman sebaya
memberikan sebuah dunia tempat para remaja melakukan sosialisasi dalam suasana
yang mereka ciptakan sendiri. Teman sebaya adalah kelompok baru yang memiliki
ciri, norma dan kebiasaan yang jauh berbeda dengan apa yang ada di lingkungan
keluarganya, dimana kelompok teman sebaya ini merupakan lingkungan sosial yang
pertama dimana anak bisa belajar untuk hidup bersama dengan orang lain yang
bukan merupakan anggota keluarganya. Disinilah anak dituntut untuk memiliki
kemampuan baru dalam menyesuaikan diri dan dapat dijadikan dasar dalam
interaksi sosial yang lebih besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar