A. Hakekat Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan
diartikan sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah atau
fisik dan atau menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu yang baru (yang tadinya
belum tampak) dari organisme atau individu.
Hasil
pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak (dari misalnya
100 cm menjadi 110 cm), kekuatan fisiknya, dll. Pertumbuhan juga menyangkut
perubahan yang semakin sempurna tentang fungsi suatu aspek jasmani (fungsi
tangan pada anak 2 tahun untuk memegang benda, semakin dewasa dapat
dipergunakan untuk menulis, menari, dll), system jaringan syaraf, sehingga
istilahnya pertumbuhan adalah proses perubahan dan pematangan fisik.
Perkembangan
diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme
menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan
berkesinambungan baik fisik maupun psikis. Perkembangan juga bias diartikan
suatu perubahan aspek psikis dari kurang terdeferensiasi menuju deferensiasi,
terarah, terorganisasi dan terintegrasi meningkat secara bertahap menuju
kesempurnaan.
Proses
pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara
interdependensi, artinya saling bergantung, saling mempengaruhi dan tidak dapat
dipisahkan.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan dan Perkembangan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan antara lain :
a.
Faktor turunan (warisan)
Turunan
memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia lahir ke
dunia ini membawa berbagai ragam warisan yang berasal dari kedua Ibu-Bapak atau
nenek dan kakek. Warisan (turunan atau pembawaan) tersebut yang terpenting,
antara lain bentuk tubuh, raut muka, warna kulit, inteligensi, bakat,
sifat-sifat atau watak dan penyakit.
Warisan
atau turunan yang dibawa anak sejak lahir dari kandungan sebagian besar berasal
dari kedua orang tuanya dan selebihnya berasal dari nenek dan moyangnya dari
kedua belah pihak (ibu dan ayahnya). Hal ini sesuai dengan hukum Mendel yang
dicetuskan Gregor Mendel (1857).
b.
Ilmu watak (karakterologi)
Karakterologi
adalah istilah Belanda, berasal dari kata karakter, yang berarti watak dan
logos, yang berarti ilmu. Jadi karkaterologi dapat kita terjemahkan ke dalam
Bahasa Indonesia menjadi ilmu watak.
Kata
Belanda karakter, itu berasal dari kata Yunani charassein, yang berarti
(mula-mula) coretan, atau gorasan. Kemudian berarti stempel atau gambaran yang
ditinggalkan oleh stempel itu. Jadi di sini kita menganggap bahwa tingkah laku
manusia adalah pencerminan dari seluruh pribadinya. Ini telah lama sekali
dikenal oleh manusia.
c.
Inteligensi (kecerdasan)
Andaikata
pikiran kita umpamakan sebagai senjata, bagaimanakah kualitas dari senjata itu,
tajam atau tidakkah? Membicarakan tentang tajam atau tidaknya kemampuan
berpikir tidak lain kita membicarakan inteligensi (kecerdasan). Sehubungan
dengan ini perlu diketahui lebih dahulu apakah intelek dan apakah inteligensi
itu.
Intelek
adalah (pikiran) dengan intelek ornag dapat menimbang, menguraikan,
menghubung-hubungkan pengertian satu dengan yang lain dan menarik kesimpulan.
Inteligensi adalah (kecerdasan pikiran), dengan inteligensi fungsi pikir dapat digunakan dengan cepat dan tepat untuk mengatasi suatu situasi/untuk memecahkan suatu masalah. Dengan lain perkataan inteligensi adalah situasi kecerdasan berpikir, sifat-sifat perbuatan cerdas (inteligen).
Inteligensi adalah (kecerdasan pikiran), dengan inteligensi fungsi pikir dapat digunakan dengan cepat dan tepat untuk mengatasi suatu situasi/untuk memecahkan suatu masalah. Dengan lain perkataan inteligensi adalah situasi kecerdasan berpikir, sifat-sifat perbuatan cerdas (inteligen).
C. Hukum Pertumbuhan dan Perkembangan
Hukum-hukum tersebut antara lain
:
·
Hukum Chepalocoudal
Bahwa dalam pertumbuhan fisik
khususnya dimulai dari kepala ke arah kaki. Bagian kepala tumbuh terlebih
dahulu baru menuju ke bagian kaki.
·
Hukum Proximodistal
Hukum ini berlaku pada
pertumbuhan fisik yang mengatakan bahwa pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu
dan mengarah ke tepi.
·
Perkembangan terjadi dari umum ke khusus
Pada setiap aspek pertumbuhan
dan perkembangan dimulai dari hal-hal yang bersifat umum, kemudian sedikit demi
sedikit menuju ke hal yang bersifat khusus.
·
Perkembangan berlangsung sesuai dengan tahap
perkembangan
Pada umumnya para ahli membagi
tahap-tahap perkembangan manusia sebagai berikut :
Ø Masa
pra-lahir
Ø Masa
bayi (0-2 tahun)
Ø Masa
kanak-kanak (3-5 tahun)
Ø Masa
sekolah (6-12 tahun)
Ø Masa
remaja (13-24 tahun), terbagi 3 Masa Remaja :
o Masa
awal remaja (13-15 tahun)
o Masa
remaja (16-20 tahun)
o Masa
akhir remaja (21-24)
Ø Masa
dewasa (25-60 tahun), terbagi 3 Masa Dewasa :
o
Masa awal dewasa (25-30 tahun)
o
Masa dewasa (31-45)
o
Masa akhir dewasa (46-60 tahun)
Ø Masa
tua (61 tahun ke atas)
Ø Masa
lansia (71 tahun ke atas)
·
Hukum tempo dan irama perkembangan
Tahap
perkembangan berlangsung secara berurutan, terus menerus, tetap, berlaku secara
umum dalam suatu tempo dan irama perkembangan tertentu. Cepat lambatnya waktu
perkembangan sesuai dengan irama masing-masing individu. Setiap aspek
perkembangan memiliki tempo dan irama perkembangan masing-masing.
D. Karakteristik Anak Usia Dini
Anak
usia dini (0 – 8 tahun) adalah individu yang sedang mengalami proses
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan sebagai
lompatan perkembangan karena itulah maka usia dini dikatakan sebagai golden
age (usia emas) yaitu usia yang sangat berharga dibanding usia-usia
selanjutnya. Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik. Secara lebih
rinci akan diuraikan karakteristik anak usia dini sebagai berikut :
1.
Usia 0 – 1 tahun
Pada
masa bayi perkembangan fisik mengalami kecepatan luar biasa, paling cepat
dibanding usia selanjutnya. Berbagai kemampuan dan ketrampilan dasar dipelajari
anak pada usia ini. Beberapa karakteristik anak usia bayi dapat dijelaskan
antara lain :
a.
Mempelajari ketrampilan motorik mulai dari berguling,
merangkak, duduk, berdiri dan berjalan.
b.
Mempelajari ketrampilan menggunakan panca indera,
seperti melihat atau mengamati, meraba, mendengar, mencium dan mengecap dengan
memasukkan setiap benda ke mulutnya.
c.
Mempelajari komunikasi sosial. Bayi yang baru lahir
telah siap melaksanakan kontrak sosial dengan lingkungannya. Komunikasi
responsif dari orang dewasa akan mendorong dan memperluas respon verbal dan non
verbal bayi.
Berbagai kemampuan dan
ketrampilan dasar tersebut merupakan modal penting bagi anak untuk menjalani proses
perkembangan selanjutnya.
2.
Usia 2 – 3 tahun
Anak
pada usia ini memiliki beberapa kesamaan karakteristik dengan masa sebelumnya.
Secara fisik anak masih mengalami pertumbuhan yang pesat. Beberapa
karakteristik khusus yang dilalui anak usia 2 – 3 tahun antara lain :
a.
Anak sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada
di sekitarnya. Ia memiliki kekuatan observasi yang tajam dan keinginan belajar
yang luar biasa. Eksplorasi yang dilakukan oleh anak terhadap benda-benda apa
saja yang ditemui merupakan proses belajar yang sangat efektif. Motivasi
belajar anak pada usia tersebut menempati grafik tertinggi dibanding sepanjang
usianya bila tidak ada hambatan dari lingkungan.
b.
Anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasa. Diawali
dengan berceloteh, kemudian satu dua kata dan kalimat yang belum jelas
maknanya. Anak terus belajar dan berkomunikasi, memahami pembicaraan orang lain
dan belajar mengungkapkan isi hati dan pikiran.
c.
Anak mulai belajar mengembangkan emosi. Perkembangan
emosi anak didasarkan pada bagaimana lingkungan memperlakukan dia. Sebab emosi
bukan ditemukan oleh bawaan namun lebih banyak pada lingkungan.
3.
Usia 4 – 6 tahun
Anak usia 4 – 6 tahun
memiliki karakteristik antara lain :
a.
Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif
melakukan berbagai kegiatan. Hal ini bermanfaat untuk mengembangkan otot-otot
kecil maupun besar.
b.
Perkembangan bahasa juga semakin baik. Anak sudah mampu
memahami pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikirannya dalam
batas-batas tertentu.
c.
Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat,
ditunjukkan dengan rasa ingin tahu anak yang luar biasa terhadap lingkungan
sekitar. Hl itu terlihat dari seringnya anak menanyakan segala sesuatu yang
dilihat.
d.
Bentuk permainan anak masih bersifat individu, bukan
permainan sosial. Walaupun aktifitas bermain dilakukan anak secara bersama.
4.
Usia 7 – 8 tahun
Karakteristik perkembangan anak
usia 7 – 8 tahun antara lain :
a.
Perkembangan kognitif anak masih berada pada masa yang
cepat. Dari segi kemampuan, secara kognitif anak sudah mampu berpikir bagian
per bagian. Artinya anak sudah mampu berpikir analisis dan sintesis, deduktif
dan induktif.
b.
Perkembangan sosial anak mulai ingin melepaskan diri
dari otoritas orangtuanya. Hal ini ditunjukkan dengan kecenderungan anak untuk
selalu bermain di luar rumah bergaul dengan teman sebaya.
c.
Anak mulai menyukai permainan sosial. Bentuk permainan
yang melibatkan banyak orang dengan saling berinteraksi.
d.
Perkembangan emosi anak sudah mulai berbentuk dan
tampak sebagai bagian dari kepribadian anak. Walaupun pada usia ini masih pada
taraf pembentukan, namun pengalaman anak sebenarnya telah menampakkan hasil.
E. Perkembangan Anak Usia Dini
Perkembangan
anak dimulai sejak dalam kandungan, kehidupan anak dimulai saat sel telur
dibuahi oleh sel sperma. Dari sel yang sama bentuk dan fungsinya berkembang
manjadi sel yang bersifat khusus seperti sel syaraf , sel otot, sel darah, sel
tulang. Sel-sel tersebut membentuk jaringan, seperti jaringan saraf, jaringan
otot, jaringan darah, jaringan epitel, dan jaringan tulang, jaringan membentuk
organ, seperti otak, jantung, mata, telinga, tangan dan kaki.
Aspek-aspek perkembangan anak
usia dini meliputi :
1.
Perkembangan fisik-motorik
Meliputi
perkembangan badan, otot kasar dan otot halus, yang selanjutnya disebut motorik
kasar dan motorik halus. Perkembangan anak meliputi 4 unsur yaitu : kekuatan,
ketahanan, kecekatan, keseimbangan.
2.
Perkembangan kognitif
Menurut
Jean Piaget, semua anak memiliki pola perkembangan kognitif yang sama yaitu :
a.
Tahap sensor motor (0 – 2 tahun) . .
Kegiatan
intelektual pada tahap ini hampir seluruhnya mencakup gejala
yang diterima secara langsung melalui indra. Pada saat anak mencapai kematangan dan mulai memperoleh keterampilan berbahasa, mereka mengaplikasikannya dengan menerapkannya pada objek-objek yang nyata. Anak mulai memahami hubungan antara benda dengan nama yang diberikan kepada benda tersebut.
yang diterima secara langsung melalui indra. Pada saat anak mencapai kematangan dan mulai memperoleh keterampilan berbahasa, mereka mengaplikasikannya dengan menerapkannya pada objek-objek yang nyata. Anak mulai memahami hubungan antara benda dengan nama yang diberikan kepada benda tersebut.
b.
Tahap praoperasional (2 – 7 tahun)
Pada
tahap ini perkembangan sangat pesat. Lambang-lambang bahasa yang dipergunakan
untuk menunjukkan benda-benda nyata bertambah dengan pesatnya. Keputusan yang
dianbil hanya berdasarkan intuisi, bukannya berdasarkan annlisis rasional. Anak
biasanya mengambil kesimpulan dari sebagian kecil yang diketahuinya, dari suatu
keseluruhan yang besar. Menurut pendapat mereka pesawat terbang adalah benda
kecil yang berukuran 30 cm; karena hanya itulah yang nampak pada mereka saat
mereka menengadah dan melihatnya terbang di angkasa.
c.
Tahap operasional konkrit (7 – 11)
Kemampuan
berpikir logis muncul pada tahap ini. Mereka dapat berpikir secara sistematis
untuk .mencapai pemecahan masalah. Pada tahap ini permasalahan yang dihadapinya
adalah permasalahan yang konkret.
Pada
tahap ini anak akan menemui kesulitan bila diberi tugas sekolah yang
menuntutnya untuk mencari sesuatu yang tersembunyi. Misalnya, anak sering kali
menjadi frustasi bila disuruh mencari arti tersembunyi dari suati kata dalam
tulisan tertentu. Mereka menyukai soal-soal yang tersedia jawabannya.
d.
Tahap operasional formal (11 -15 tahun)
Tahap
ini ditandai dengan pola berpikir orang dewasa. Mereka dapat mengaplikasikan
cara berpikir terhadap permasalahan dari semua kategor baik yang abstrak maupun
yang konkret. Pada tahap ini anak sudah dapet memikirkan buah pikirannya, dapat
membentuk ide-ide, berpikir tentang masa depan secara realistis.
3.
Perkembangan moral,disiplin,etika
Ditandai
dengan kemampuan anak untuk memahami aturan, norma, dan etika yang berlaku,
perilaku anak sangat dipengaruhi oleh konsekwensi fisik maupun hidonistik yang
diterima anak sebagai balasan atas perilakunya.
4.
Perkembangan sosial,empati,kerjasama
Pasa
tahap ini perkembangan sosial anak dimulai dari sifat egosentrik, individual
kearah interaktif, komunal.
5.
Perkembangan emosional,harga diri,aktualisasi diri.
Perkembangan
emosional, harga diri pada anak usia dini dimulai dengan
a.
Tahap Basic Trust vs Mistrust (0-1 tahun)
Anak
mendapat rangsangan dari lingkungan, dalam merespon rangsangan anak mendapatkan
pengalaman yang menyenangkan akan tumbuh rasa percaya diri, tetapi kalau anak
tidak mendapatkan pengalaman yang menyenangkan akan menimbulkan rasa curiga.
b.
Tahap Autonomy vs Doumt (2-3 tahun)
Anak
sudah harus mampu menguasai kegiatan meregang atau melemaskan seluruh otot
tubuhnya.
c.
Tahap Intiative vs Guilt (4-5 tahun)
Pada
masa ini anak harus dapat menunjukkan sikap mulai lepas dari orang tua, anak
harus dapat bergerak bebas dan berinteraksi dengan lingkungannya.
6.
Perkembangan bahasa dan literasi
Perkembangan
bahasa anak dimulai dari menangis untuk mengekspresikan responnya terhadap
bermacam-macam stimuli.
7.
Perkembangan kreativitas dan daya cipta
Perilaku
mencerminkan kreativitas alamiah pada anak usia dini dapat diidentifikasikan
dengan ciri-ciri sebagai berikut :
·
Senang menjajaki lingkungannya
·
Mengamati dan memegang segala sesuatu, eksplorasi
secara ekspansif dan eksesif
·
Rasa ingin tahunya besarnya
·
Bersifat spontan menyatakan pikiran dan
perasaannya
·
Suka berpetualang
·
Suka melakukan eksperimen
·
Jarang merasa bosan
·
Mempunyai daya imajinasi yang tinggi.
F. Permasalahan Perkembangan Anak Usia Dini
Permasalahan-permasalahan yang
muncul adalah :
1.
Bahaya fisik
a.
Kematian
b.
Penyakit
c.
Kecelakaan
d.
Kejanggalan
e.
Tangan kidal
2.
Bahaya psikologis
a.
Bahaya dalam berbicara
Ada tiga bahaya sehubungan
dengan masalah kemampuan anak berkomunikasi, yakni:
·
Orang lain tidak dapat mengharapkan anak-anak
untuk mengerti apa yang dikatakan apabila orang lain memakai kata-kata yang
tidak dimengerti oleh anak-anak.
·
Dalam awal masa kanak-kanak, mutu pembicaraan
yang buruk dapat disebabkan salah ucap atau kesalahan tata bahasa, gagap, pelat
atau berbahasa dua.
·
Berbahasa dua merupakan hambatan yang serius
dalam perkembangan sosial anak.
b.
Bahaya emosional
Bahaya
emosional awal masa kanak-kanak yang besar kelihatan pada dominasi emosi yang
kurang baik, terutama amarah.
c. Bahaya sosial
Ada
sejumlah bahaya terhadap perkembangannya penyesuaian sosial yang baik pada awal
masa kanak-kanak, misal: kalau pembicaraan atau perilaku anak menyebabkan ia
tidak populer diantara teman-teman sebaya, ia tidak hanya akan merasa kesepian
tapi yang lebih penting ia kurang mempunyai kesempatan untuk belajar.
d.
Bahaya moral
Pada
masa ini anak usia dini mempunyai kecenderungan disiplin yang kurang konsisten
akan memperlambat proses untuk belajar menyesuaikan diri.
e.
Bahaya kepribadian
Bahaya
kepribadian yang paling serius adalah perkembangan konsep diri yang kurang baik
yang dapat disebabkan perilaku anggota keluarga dan teman-teman.
G. Pertumbuhan Fisik atau Jasmani
a. Perkembangan
fisik atau jasmani anak sangat berbeda satu sama lain, sekalipun anak-anak
tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam kondisi ekonomi yang relatif sama
pula. Sedangkan pertumbuhan anak-anak berbeda ras juga menunjukkan perbedaan
yang menyolok. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan gizi, lingkungan,
perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan lain-lain.
b.
Nutrisi dan kesehatan amat mempengaruhi perkembangan
fisik anak. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan anak menjadi
lamban, kurang berdaya dan tidak aktif. Sebaliknya anak yang memperoleh makanan
yang bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan orang tua serta kebiasaan
hidup yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak.
c.
Olahraga juga merupakan faktor penting pada pertumbuhan
fisik anak. Anak yang kurang berolahraga atau tidak aktif sering kali menderita
kegemukan atau kelebihan berat badan yang dapat mengganggu gerak dan kesehatan
anak.
d.
Orang tua harus selalu memperhatikan berbagai macam
penyakit yang sering kali diderita anak, misalnya bertalian dengan kesehatan
penglihatan (mata), gigi, panas, dan lain-lain. Oleh karena itu orang tua
selalu memperhatikan kebutuhan utama anak, antara lain kebutuhan gizi,
kesehatan dan kebugaran jasmani yang dapat dilakukan setiap hari sekalipun
sederhana.
a. Perkembangan
intelektual anak sangat tergantung pada berbagai faktor utama, antara lain
kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan orang tua. Akibat
terganggunya perkembangan intelektual tersebut anak kurang dapat berpikir
operasional, tidak memiliki kemampuan mental dan kurang aktif dalam pergaulan
maupun dalam berkomunikasi dengan teman-temannya.
b.
Perkembangan emosional berbeda satu sama lain karena
adanya perbedaan jenis kelamin, usia, lingkungan, pergaulan dan pembinaan orang
tua maupun guru di sekolah. Perbedaan perkembangan emosional tersebut juga
dapat dilihat berdasarkan ras, budaya, etnik dan bangsa.
c.
Perkembangan emosional juga dapat dipengaruhi oleh
adanya gangguan kecemasan, rasa takut dan faktor-faktor eksternal yang sering
kali tidak dikenal sebelumnya oleh anak yang sedang tumbuh. Namun sering kali
juga adanya tindakan orang tua yang sering kali tidak dapat mempengaruhi
perkembangan emosional anak. Misalnya sangat dimanjakan, terlalu banyak larangan
karena terlalu mencintai anaknya. Akan tetapi sikap orang tua yang sangat
keras, suka menekan dan selalu menghukum anak sekalipun anak membuat kesalahan
sepele juga dapat mempengaruhi keseimbangan emosional anak.
d.
Perlakuan saudara serumah (kakak-adik), orang lain yang
sering kali bertemu dan bergaul juga memegang peranan penting pada perkembangan
emosional anak.
e.
Dalam mengatasi berbagai masalah yang sering kali
dihadapi oleh orang tua dan anak, biasanya orang tua berkonsultasi dengan para
ahli, misalnya dokter anak, psikiatri, psikolog dan sebagainya. Dengan
berkonsultasi tersebut orang tua akan dapat melakukan pembinaan anak dengan
sebaik mungkin dan dapat menghindarkan segala sesuatu yang dapat merugikan
bahkan memperlambat perkembangan mental dan emosional anak.
f.
Stres juga dapat disebabkan oleh penyakit, frustasi dan
ketidakhadiran orang tua, keadaan ekonomi orang tua, keamanan dan kekacauan
yang sering kali timbul. Sedangkan dari pihak orang tua yang menyebabkan stres
pada anak biasanya kurang perhatian orang tua, sering kali mendapat marah
bahkan sampai menderita siksaan jasmani, anak disuruh melakukan sesuatu di luar
kesanggupannya menyesuaikan diri dengan lingkungan, penerimaan lingkungan serta
berbagai pengalaman yang bersifat positif selama anak melakukan berbagai
aktivitas dalam masyarakat.
Bahasa telah berkembang sejak anak
berusia 4 – 5 bulan. Orang tua yang bijak selalu membimbing anaknya untuk
belajar berbicara mulai dari yang sederhana sampai anak memiliki keterampilan
berkomunikasi dengan mempergunakan bahasa. Oleh karena itu bahasa berkembang
setahap demi setahap sesuai dengan pertumbuhan organ pada anak dan kesediaan
orang tua membimbing anaknya.
Fungsi dan tujuan berbicara antara
lain: (a) sebagai pemuas kebutuhan, (b) sebagai alat untuk menarik orang lain,
(c) sebagai alat untuk membina hubungan sosial, (d) sebagai alat untuk
mengevaluasi diri sendiri, (e) untuk dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan
orang lain, (f) untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
Potensi anak berbicara didukung oleh
beberapa hal. Yaitu: (a) kematangan alat berbicara, (b) kesiapan mental, (c)
adanya model yang baik untuk dicontoh oleh anak, (d) kesempatan berlatih, (e)
motivasi untuk belajar dan berlatih dan (f) bimbingan dari orang tua.
Di samping adanya berbagai dukungan
tersebut juga terdapat gangguan perkembangan berbicara bagi anak, yaitu: (a)
anak cengeng, (b) anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain.
J. Perkembangan Moral,
Sosial, dan Sikap
a. Kepada
orang tua sangat dianjurkan bahwa selain memberikan bimbingan juga harus
mengajarkan bagaimana anak bergaul dalam masyarakat dengan tepat, dan dituntut
menjadi teladan yang baik bagi anak, mengembangkan keterampilan anak dalam
bergaul dan memberikan penguatan melalui pemberian hadiah kepada ajak apabila
berbuat atau berperilaku yang positif.
b.
Terdapat bermacam hadiah yang sering kali diberikan
kepada anak, yaitu yang berupa materiil dan non materiil. Hadiah tersebut
diberikan dengan maksud agar pada kemudian hari anak berperilaku lebih positif
dan dapat diterima dalam masyarakat luas.
c.
Fungsi hadiah bagi anak, antara lain: (a) memiliki
nilai pendidikan, (b) memberikan motivasi kepada anak, (c) memperkuat perilaku
dan (d) memberikan dorongan agar anak berbuat lebih baik lagi.
d.
Fungsi hukuman yang diberikan kepada anak adalah: (a)
fungsi restruktif, (b) fungsi pendidikan, (c) sebagai penguat motivasi.
e.
Syarat pemberian hukuman adalah: (a) segera diberikan,
(b) konsisten, (c) konstruktif, (d) impresional artinya tidak ditujukan kepada
pribadi anak melainkan kepada perbuatannya, (e) harus disertai alasan, (f)
sebagai alat kontrol diri, (g) diberikan pada tempat dan waktu yang tepat.
K. Perbedaan Individual Anak
Usia SD
Perbedaan
Individual seorang anak akan terjadi pada setiap aspek perkembangan tersebut
diantaranya adalah pada aspek perkembangan fisik , intelektual , moral , maupun
aspek kemampuan . perbedaan pada aspek perkembangan fisik jelas terlihat dari
perbedaan bentuk , berat , dan tinggi badan . selain itu , perbedaan fisik juga
dapat diidentifikasi dari segi kesehatan anak . sedangkan perbedaan pada aspek
perkembangan intelektual dapat dilihat sejalan dengan tahapan usia , kemampuan
anak pun meningkat. Namun demikian, karena pengaruh berbagai faktor, kemampuan
diantara anak-anak tersebut bisa berbeda. Misalnya, si A pada usia 7 tahun
sudah bisa membuat sebuah karangan yang bersifat aplikasi dari suatu konsep,
tetapi si B pada usia yang sama belum bisa melakukan hal yang dilakukan si A .
Piaget
dan Kohlberg masing-masing mempunyai pandangan tersendiri tentang perbedaam
pada aspek perkembangan moral. Piaget mempunyai pandangan bahwa moralitas
berkembang pada 2 tahap, yaitu tahap hambatan moraitas dan tahap moralitas
kerjasama, sedangkan Kohlberg melukiskan 3 tingkatan alasan moral, yaitu pra-conventional, conventional morality, dan
post-conventional morality.
Perbedaan
kemampuan seorang anak bisa mencakup perbedaan alam berkomunikasi,
bersosialisasi atau perbedaan kemampuan kongnitif. Faktor yang menonjol dalam
membentuk kemampuan kognitif adalah faktor pembentukan lingkungan alamiah dan
yang dibuat.
L. Jenis-jenis Kebutuhan Anak
Usia SD
Istilah
“kebutuhan”, “dorongan”, atau “motif” pada kehidupan sehari-hari sering
digunakan secara digunakan secara bergantian. Namun demikian, secara konsep ada
perbedaan diantaranya. Kebutuhan lebih mengacu pada keadaan dimana seseorang
terdorong melakukan sesuatu karena adanya kekurangan pada jaringan-jaringan di
dalam dirinya yang lebih bersifat fisiologis. Sedangkan dorongan atau motif
merupakan kebutuhan tingkat tinggi yang bersifat psikologis.
Banyak
ahli di bidangnya melakukan penggolongan terhadap aspek-aspek kebutuhan, dan
pada umumnya bisa dikatakan sama intinya. Cole dan Bruce (1959) membagi
kebutuhan menjadi 2 golongan yaitu kebutuhan fisiologis dan psikologis ,
sedangkan A. Maslow (1954) membagi kebutuhan menjadi 7 tingkatan atau jenjang
dari yang mendasar hingga kebutuhan yang paling kompleks.
Dalam
kaitannya dengan perbedaan individu pada anak usia SD, digunakan penggolongan
kebutuhan oleh Lindgren (1980) berupa 4 tingkatan kebutuhan yaitu kebutuhan
Jasmaniah , perhatian , dan kasih sayang, kebutuhan untuk memiliki dan
aktualisasi diri.
Hurlock
(1978) menyatakan bahwa dalam pemenuhan beberapa kebutuhan anak, disiplin dapat
digunakan, sedangkan DeCecco dan Grawford (1974) mengajukan 4 sikap guru dalam
memberikan dan menigkatkan motivasi siswa, yaitu : Membangkitkan semangat
siswa, Memberikan harapan yang realitas, Memberikan insentif, Memberikan
pengarahan.
M. Pendidikan Bagi Anak Usia SD
Karakteristik
anak usia SD adalah senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam
kelompok, serta senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Oleh
karena itu, guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur
permainan, memungkinkan siswa berpindah atau bergerak dan bekerja atau belajar
dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat
langsung dalam pembelajaran.
Menurut
Havighurst tugas perkembangan anak usia SD adalah sebagai berikut :
a.
Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam
permainan dan aktivitas fisik
b.
Membina hidup sehat
c.
Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok
d.
Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis
kelamin
e.
Belajar membaca, menulis, dan menghitung agar mampu
berpartisipasi dalam masyarakat
f.
Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untul
berpikir efektif
g.
Mengembangkan kata hati, moral, dan nilai-nilai
h.
Mencapai kemandirian pribadi
Tugas perkembangan tersebut menurut guru untuk :
a.
Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan
keterampilan fisik
b.
Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya sehingga
kepribadian sosialnya berkembangnya
c.
Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan
pengalaman yang konkret atau langsung dalam membangun konsep, serta
d.
Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan
nilai-nilai sehingga siswa mampu menentukan pilihan yang stabil dan menjadi
pegangan bagi dirinya
Pendidikan
di SD merupakan jenjang pendidikan yang mempunyai peranan sangat penting dalam
upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu,
pemerintah menetapkan pelaksanaan Program wajib Belajar Pendidikan Dasar
Sembilan Tahun. Program wajib belajar ini bertujuan untuk meningkatkan
pemerataan kesempatan bagi setiap anak yang berusia 7-15 tahun untuk memperoleh
pendidikan serta untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia
hingga mencapai minimal kelas 3 SLTP.
Jenis
penyelenggaraan pendidikan pada jenjang sekolah dasar meliputi Sekolah Dasar
(SD) baik negeri maupun swasta, SD kecil, SD Pamong, SD Luar Biasa baik negeri
maupun swasta, SD Terpadu, dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) baik negeri maupun
swasta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar